Tiba-tiba teringat percakapan bersama murobbi 2 tahun yang lalu, "kak, aku tuh sering bertanya-tanya sama Allah, kapan waktunya? Aku tau setiap hal ada waktunya. Tapi, kapan untukku?"

Murobbi hanya tersenyum dan menjawab, "Sederhana saja, berarti memang belum."

Kawan, berproses itu berat. Di usia 20-an ini, banyak hal yang belum jelas, banyak hal yang belum terlihat. Terlalu banyak seandainya, bagaimana kalau, dan jika saja. Sampai detik ini pun gua masih suka bertanya-tanya, "Ya Allah, kapan?."

Realitanya, tidak ada yang tahu pasti. Kenyataannya, lagi-lagi sholat dan sabar harus menjadi penolong gua. Saat tidak ada manusia yang melihat, Allah lah yang menjadi saksi. Saat tidak ada yang mengerti, biarlah Allah yang menilai. 

Dengan segala ujian hidup yang menghampiri, kita sudah berusaha semaksimal mungkin. Kemarahan, kesedihan, dan penyesalan akan selalu ada. Tapi semua itu pula, yang pada akhirnya membentuk manusia: bahwa kita pernah benar-benar hidup, merasa, dan berjuang. 

Selamat hari kemenangan teman-teman. Sebuah hari perayaan kecil antara Tuhan dengan hamba-Nya. Sebuah pengingat bahwa sang hamba tidak menyerah, dan terus berproses menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tidak apa jika manusia gagal memahami, setidaknya akan selalu ada Allah yang memahami isi hati. Setidaknya, akan selalu ada Allah sebagai tempat pulang, mengadu, dan memohon.