Sincerely, ini adalah sebuah essay untuk salah satu tugas mata kuliah gua. Kenapa dishare? gua merasa bahwa essay ini 'menampar' khususnya diri gua sendiri, ya, pada dasarnya gua membuat essay ini sebagai bahan renungan gua untuk selalu mengedepankan adab sebelum mempelajari suatu ilmu.
So, here we go! semoga kita bisa sama-sama saling intropeksi diri ya :)
Adab Sebelum Ilmu
oleh well known
Saya
ingat ketika saya masih mengenyam pendidikan di pondok pesantren, saat itu guru
saya berkata bahwa apapun cita cita kalian, apapun profesi yang akan kami
jalani nantinya, haruslah menjadi seorang yang bertakwa, beradab, dan berbudi
pekerti yang luhur. Waktu itu saya tidak menyangka bahwa adab ternyata
mempunyai pengaruh yang sangat besar terutama terhadap diri saya sendiri.
Sesuai dengan sila ke 2 yang berbunyi, “Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab”, tentu kita bisa langsung memahami gambaran umum bahwa kita harus
menjadi manusia yang adil dan beradab, di sekolah dasar pun kita pasti sudah
diajari nilai-nilai dari sila tersebut. Namun, Kebanyakan orang termasuk saya
sendiri, mempelajari hal hal tersebut sekadar formalitas, karena memang
diwajibkan. Belajar, ujian, lalu mendapatkan nilai. Siklus tersebut terutama
pada pelajaran pendidikan kewarganegaraan berulang hingga jenjang yang tinggi
sekalipun. Saya pun akhirnya memiliki pertanyaan besar, sudahkah saya, dan kita
semua benar benar memahami dan mengamalkan nilai nilai pancasila tersebut?
Fokus saya berada pada sila ke 2, tentang adab kita sebagai seorang
manusia pada umumnya dan bagaimana seharusnya kita beradab di dunia kerja
sesuai dengan keprofesian nanti pada khususnya. Sejak dulu saya selalu
berpikir, ingin jadi apa saya nantinya? dokter, arsitek, teknisi, atau programmer?
terlepas dari itu semua, ada satu hal pasti yang saya inginkan, bahwa saya
ingin dan harus menjadi orang yang beradab.
Dewasa ini saya melihat fenomena dimana banyak orang pintar namun
kurang beradab, inilah kemudian yang menjadi dasar mengapa prioritas perbaikan
diri saya sekarang adalah adab. Hal seperti ini tentu tidak boleh luput dari fokus kita untuk
menjadi manusia yang berkualitas, karena berkualitas sendiri bukan berarti
hanya memiliki kualitas dari segi keilmuan saja. Manusia sendiri setidaknya
memiliki tiga potensi utama yaitu potensi spiritual, potensi emosional, dan
potensi intelektual. Dari sini saja sudah terlihat bahwa sebelum menggali
potensi intelektual kita seharusnya menggali potensi spiritual dan emosional
terlebih dahulu.
Lantas, bagaimana dengan saya sendiri? Bagaimana cara agar saya
bisa menggali dan mengimpelementasikan nilai nilai tersebut di segala aspek
kehidupan?
Sebagai seorang manusia, salah satu hal kecil yang bisa saya
lakukan adalah dengan menghargai segala sesuatu sebagaimana mestinya,
menghargai disini bukan saja mengandung arti menghargai orang yang lebih tua
ataupun mengayomi yang lebih muda, lebih dari itu, saya berusaha untuk selalu
menghargai hidup, menghargai ilmu, menghargai segala hal terjadi dalam hidup
saya. Saya menyadari bahwa dengan menghargai saya akhirnya bisa belajar bagaimana
cara untuk bersyukur dan mengapresiasi hal hal remeh di sekitar saya.
Hal ini pula yang saya yakini sebagai salah satu dasar penting agar terhindar
dari potensi melakukan perbuatan-perbuatan amoral dan tidak
berperikemanusiaan nantinya.
Untuk kedepannya, saya benar benar ingin menjadi manusia yang
berkualitas, ketika saya bekerja nanti, saya tidak hanya sekadar bekerja untuk
mencari uang semata, namun menjadi pekerja yang mempunyai visi dan misi untuk
memajukan bangsa pada umumnya. Saya ingin menjadi seorang peneliti, peneliti
yang berkontribusi nyata bagi Bangsa Indonesia. Sebagai peneliti nantinya saya
juga harus menjunjung tinggi nilai pancasila. Contohnya adalah mengutamakan
kejujuran, dalam berkarya saya harus senantiasa jujur ketika ini benar benar
karya saya, atau terinspirasi maupun kerja sama. Kejujuran pun harus senantiasa
diutamakan ketika pengajuan proposal penelitian, bahwa uang yang nantinya saya
terima benar benar digunakan kepentingan penelitian. Selain itu, saya juga
harus selalu bertanggung jawab dalam setiap penelitian yang saya lakukan,
mengerjakan penelitian dengan sepenuh hati demi kepentingan bersama. Hal
penting lainnya yang harus saya perhatikan adalah bahwa saya harus mengingat
seluruh ilmu yang saya dapatkan selama ini merupakan pemberian dari Allah, hal
ini sangat penting agar terhindar dari kesombongan yang seringkali
menjerumuskan para peneliti.
Saya mempunyai harapan bahwa penelitian saya nantinya memiliki
dampak positif dan pengaruh yang baik bagi masyarakat luas. Saya pun berharap
semoga penelitian saya selalu didasarkan untuk mencari ridho Allah dan sebagai
langkah untuk kemajuan bangsa, bukan untuk sekadar show off, mengharap
pujian dan sanjungan manusia, ataupun demi jabatan dan kekayaan semata,
naudzubillah. Semoga saya dan kita semua dapat selalu memperbaiki niat untuk
melakukan segala sesuatunya karena Allah, dan selalu mengutamakan adab sebelum
ilmu apapun profesi kita nantinya, aamiin.
0 Komentar